Tuesday, May 29, 2012

SISTEM POLITIK INDONESIA

Budaya Politik (Political Culture)?
-Adalah pola tingkahlaku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yg dihayati oleh anggota dlm satu sistem politik
-Budaya politik merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dengan ciri-ciri yang lebih khas, yang meliputi legitimasi,pengaturan kekuasaan,proses pembuatan kebijakan pemerintah,kegiatan partai politik, perilaku alat negara, serta gejolak masyarakat terhadap pemerintah.
-Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki masyarakat.
Pengertian budaya politik menurut para ahli.
-Rusadi Sumintapura : Pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan poliotik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
-Gabriel A Almond dan G. Bingham Powell,Jr. : Budaya politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan ketrampilan yang berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada bagian tertentu dari populasi.
-Orientasi seseorang dlm kehidupan politik terhadap:
1.Sistem politik secara keseluruhan: intensitas pengeth, ungkapan persaan yg ditandai o/ apresiasi thd sejarah, ukuran lingkup lokasi, persoalan kekuasaan, karakteristik konstitusinal/sispolnya
2.Proses input: instensitas pengetahuan thd proses input yg biasanya dijalankan oleh infrastruktur politik
3.Proses output: instensitas pengetahuan thd cabang2 pem.an terkait dg keputusan yg otoritatif (L,E,Y)
4.Diri sendiri: instensitas pengetahuan n keterlibatannya dlm sispol
Klasifikasi Budaya Politik
1.Budaya politik parokial (parochial political culture);
2.Budaya politik kaula (subject political culture)
3.Budaya politik partisipan (participant political culture)
4.Budaya politik campuran (mixed political cultures).
Budaya Politik Parokhial
-Budaya politik yg dimiliki oleh masyarakat yg masih sederhana dan tradisional, dengan diferensiasi dan spesialisasi yg masih sangat kurang dan belum ada, dan masyarakat politiknya terbatas. Budaya politik ini terkotak pada suatu wilayah yg ruang lingkupnya relatif sempit : misal, bersifat provinsial
-Minimalnya minat masy thd obyek2 politik
-Adanya kesadaran ttg adanya pusat kekuasaan
Budaya Politik Kaula
-Suatu budaya politik di mana anggota masyarakat mempunyai kepedulian terutama terhadap output sistem politik dibandingkan peduli terhadap input sistem politik n sbg aktor politik nyaris nol .
-Dalam budaya politik semacam ini, anggota2 sistem politik lebih bersifat pasif.
-Masy sbg Kaula yg patuh, loyal dan mengikuti segala instruksi pimpinan politiknya
Budaya Politik Partisipan
-Ditandai oleh partisipasi aktif anggota2 sistem politik. Mereka mempunyai kesadaran yg cukup tinggi menyangkut hak dan kewajibannya, dan dg demikian menuntut untuk senantiasa terlibat dalam kehidupan politik.
-Orang yg berbudaya partisipan dapat terlibat n menilai scr keseluruhan sistem, input, output dan jg posisi dirinya
Budaya Politik Campuran (Mixed Political Culture) by Almond
-Parochial-subject culture
-Subject-participant culture
-Parochial-participant culture (civic culture)
Parochial-subject culture
-Adl suatu tipe kebudayaan politik di mana sebagian  penduduk menolak tuntutan-tuntutan eksklusif masyarakat kesukuan atau desa atau otoritas feodal dan telah mengembangkan kesetiaan thd sistem politik yg lebih kompleks dg struktur2 pemerintahan pusat yg bersifat khusus.
-Pola hub pimp n pengikut bersifat Patron-clien
-Status sosial menjadi tujuan utama
-Kekuasaan sbg orientasi individu drpd pelayanan publik
Subject-participant culture
-Ditandai oleh menguatnya partisipasi politik masyarakat dalam kehidupan politik terhadap input-input politik, sementara pada waktu yg bersamaan berkembang rasa ketidakmampuan masyarakat untuk mengubah kebijakan.
-Perasaan sbg wong cilik, miskin, tdk mampu, marginal shg mrk lebih berorientasi pd output sispol
Parochial-participant culture
-Di Indonesia ditandai dengan menguatnya wacana kedaerahan pasca diterapkannya otonomi daerah.
-Kepala Daerah adl putra daerah
-Mengahambat pembangunan rasa kebangsaan (nation buliding)

Budaya Politik Indonesia
-Menurut Budi Winarno, budaya politik Indonesia bergerak di antara subject-participant culture dan parochial participant culture.
-Budaya Politik Indonesia
-Konfigurasi subkultur dari berbagi kultur yg hidup di Indonesia masih beraneka ragam:
–Budaya Politik Jawa: mikul duwur mendem jero
–Budaya Politik Minangkabau: Penggambaran posisi pemimpin pemerintahan diibaratkan pohon beringin, yaitu ”daunnyo tampek balindung, batangnyo tampek basanda, dahannyo tampek bagantuang, ureknya tampek baselo” (daunnya tempat berlindung, batangnya tempat bersandar, dahannya tempat bergantung, akarnya tempat bersila)
–dll
Budaya Politik Indonesia
-Budaya Politik Indonesia : Parochial-Participant cultur
-Sifat ikatan primodial masih sangat kuat: jawa centris
-Adanya interrelasi antara pola2 lama dengan modernisasi: westernisasi
-Adanya kecenderungan mengukuhi sifat paternalisme dan sifat patrimonial: ketua besar

Ciri-ciri budaya politik patrimonialistik :
1.Membagi kekuasaan dengan teman-temannya
2.Kebijakan sering bersifat partikularistik / khusus
3.Rule of man mengalahkan rule of law
4.Penguasa mengaburkan perbedaan antara kepentingan umum dengan kepentingan publik/negara.

SUKSES


Sukses. Ini kata yang sering kita dengar. Sesuatu yang diinginkan setiap orang di dunia ini. Untuk sukses setiap orang berusaha dan siap berkorban apa pun untuk mencapainya.
Lalu, apa itu sukses? Kita sering mendengar orang berkata si A sukses dan si B belum sukses. Kita juga sering mendengar seseorang dikatakan sukses apabila memiliki minimal salah satu dari berikut ini: harta yang banyak, atau nama harum, atau kekuasaan/pengaruh di masyarakat. Menjadi pengusaha kaya raya, penyanyi terkenal, pejabat tinggi adalah sekian contoh-contoh orang yang sukses. Demikianlah masyarakat mendefinisikan sukses, dan kita hidup dalam bayang-bayang menurut definisi masyarakat tersebut.
Lalu banyak di antara kita mulai menggambarkan sukses dengan meniru seperti orang lain. Padahal kita tidak mungkin menjadi orang lain. Apakah benar dengan menjadi orang kaya, terkenal, prestasi tinggi, kekuasaan tinggi sudah menjamin kita menjadi sukses?
Apakah demikian? Mungkin. Tetapi yang jelas, belum pernah saya mendengar ketika seseorang menjelang ajalnya, orang tersebut sibuk mentransfer uangnya ke rekening di akhirat. Atau mem'Fedex'kan barang-barang berharganya ke dunia sana. Atau dapat menawar kepada Sang Pencipta untuk menukar waktu lebih lama di dunia dengan pengaruh yang dimilikinya. Anda belum pernah mendengar juga, bukan.
John C, Maxwell dalam bukunya The Success Journey menyatakan bahwa sukses sejati bukanlah sesuatu yang bisa kita capai atau peroleh. Menurutnya sukses itu sebenarnya suatu perjalanan yang harus kita tempuh sepanjang hidup. Saya sependapat dengannya.
Menurut saya, sukses adalah perjalanan ke dalam. Sukses adalah perjalanan ke dalam diri kita yang paling dalam. Perjalanan ke dalam dimulai dengan menyadari hakekat kita sebagai manusia. Seperti benda dan makhluk hidup lain di alam semesta, semua mengalami perubahan, dari tidak ada menjadi ada, lalu tiada, kembali ke Sang Pencipta. Seperti bunga yang tumbuh dari benih kecil, berkembang dan mekar sesaat mewarnai hidup, lalu layu dan kembali ke tanah, lebih kurang demikian juga hidup kita. Sebuah perjalanan yang singkat.
Yang kita miliki hanya waktu, menghitung detak demi detak jantung. Sepanjang hidupnya seorang manusia dengan masa hidup 70 tahun hanya memiliki waktu 840 bulan, atau 25.200 hari, atau 604.800 jam, atau 36.288.000 menit. Begitu singkat, bukan.
Dengan mengerti hakekat hidup yang fana, kita mulai mencoba mengenali diri kita yang sebenarnya. Segala kelebihan dan kekurangan kita. Segala bakat istimewa yang dianugerahkan Sang Pencipta. Segala impian dari hati kita yang paling dalam. Segala dedikasi yang ingin kita berikan untuk orang-orang kita cintai dan dunia ini.
Yang kita memiliki adalah masa yang singkat di dunia ini. Dengan mengerti hakekat sebagai seorang manusia, menyukuri bakat dan anugerah yang diberikan Sang Pencipta dan mendedikasikan untuk orang lain akan membuat masa yang singkat ini menjadi masa yang bermanfaat bagi kita dan orang lain. Dan membuat detik-detik yang kita lalui menjadi sebuah perjalanan yang penuh makna.
Seorang teman yang saya kenal di MySpace mendeskripsikan sukses sebagai seorang manusia dengan begitu sederhana dan indah. Your purpose is to find your gifts. Your meaning is to give them to others. That is success all about.
Saya ingin menutup artikel ini dengan ucapan Po Bronson: Failure's hard, but success is far more dangerous. If you are successful at the wrong thing, the mix of praise and money and opportunity can lock you in forever.
Jadi, hati-hati saat Anda mendefinisikan dan merencanakan sukses Anda. Jangan sampai kita sukses menurut ukuran orang lain, tetapi kita tidak pernah bahagia menjalaninya. Lalu bagaimana kita mendefinisikan sukses kita?Anda yang memiliki previlise untuk melakukannya. Dan hati Anda yang memiliki jawabannya.
Penulis adalah trainer pengembangan diri di Jakarta, dapat
dihubungi di info@gimhok.com atau www.gimhok.com