Analisis:
BAB 10
KULTUR PERADAABAN BANGSA INDONESIA
- Bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang paling kuat kultur peradabanya, adat berbagai
adat sangatlah mereka jaga, baik itu peradaban yang diwarisi oleh nenek moyang
maupun kultur yang mereka ciptakan sendiri di lingkungannya. Seiring dengan
perkembangan yang tiada henti, adat yang terjaga tersebut sirna karena adanya
pengaruh-pengaruh dari negara-negara luar, dimana negara luar ingin merubah
Indonesia menjadi negara industri, sedangkan masyarakat Indonesia sendiri
binggung atau belum menguasai sepenuhnya tentang industri yang diusahakan oleh
negara-negara luar tersebut, karena negara luar sendiri tidak mau memperdulikan
budaya yang ada di indonesia
- Orang
Indonesia merupakan aktor dimana fenomena sosial sebagai bentuk perilaku yang
aktornya bisa berupa individu atau kelompok didalam masyarakat luas, setiap
perilaku sehari-hari haruslah dibaca melalui diktum-diktum budaya yang tidak
tertulis, banyak hal yang terasa aneh, karena fenomena sosial itu berakar dari
berbagai kejadian-kejadian yang spontan, bila orang indonesia yang memiiki
kognisi yang cukup, tidak mau berpikir panjang dan hanya mengikuti alur yang
berjalan akan terkikis oleh perkembangan budaya yang sedang berkembang di
sekelilingnya.
- Kemerdekaan
indonesia tidak sepenuhnya menjadi lebih baik tetapi malah menjadi buruk pada
sisi tatanan nilai yang dibangun atas dasar peradaban eropa dan itu tercermin
pada tatanan birokrasi, tatanan birokrasi tersebut langsung diterima oleh
masyarakat indonesia tanpa adanya filter. Dilain pihak masyarakat yang berada
diluar konteks budaya itu tetap berada didalam budaya lokal, mereka mengalami
ketidak stabilan kehidupan akibat perlawanan terhadap penjajah secara terus
menerus. Budaya peradaban barat terbukti ikut merwarnai proses terbentuknya
budaya peradaban Indonesia, karena budaya peradaban penjajah itu masuk melalui
perantaran-perntaraan yang dibuat atas dasar kekuasaan birokrasi penjajah.
- Dengan
demokrasilah nilai-nilai budaya diturunkan dari generasi didalam alam
penjajahan itu kepada generasi kemerdekaan secara damai dan tidak terputus,
serta tidak mengalami kehilangan nilai yang berarti. Orang Indonesia tidak
menyadari bahwa didalam diri bangsa yang merdeka itu tersimpan dan teralokasi
nilai-nilai yang tidak bertuan.
- Pada
kenyataannya bangsa Indonesia lahir secara prematur (keterpaksaan akibat
kebencian dan dendam terhadap belanda) bangsa ini hidup secara negatif dengan
kekuatannya sendiri tanpa mengalami pola anak asuh (sampai kemudian pola itu
dipaksakaan pada masa orde lama dan orde baru sampai reformasi sekarang ini,
dan hasilnya menjadi tidak karuan. Bilamana kemerdekaan Indonesia di mulai
dengan jalan damai mungkin bangsa ini tidak akan seperti yang sekarang ini.
- Tubuh
yang sudah tercabik-cabik oleh musuh dari luar, sekarang terkoyak-koyak lagi
oleh komponen-komponen sistem tubuh itu sendiri. Pemberontakan terjadi
dimana-mana, yaitu pada pemberontakan G 30 S/PKI. Kondisi tersebut tak lain
lagi kalau bukan karena kekuasaan semata dan rasa iri yang tidak terhenti. Hal
tersebut masih berjalan sampai sekarang, kita tidak pernah menyadari bahwa
orang-orang di samping kita adalah musuh kita, kita berdekatan satu sama lain, tetapi
hati kita terpecah belah dan memntingkan diri sendiri, bangsa ini tidak akan
menadi baik bila hal terus berjalan.
- Ketinggalan
di bidang ekonomi memang memalukan, tetapi ketinggalan di bidang persatuan dan peradaban
nilai budaya lebih memalukan lagi bagi bangsa ini.
Analisis:
BAB 11
INVOLUSI BANGSA INDONESIA
- Indonesia
merupakan negara yang kaya akan keragaman, berlipah-limpah kekayaan di
sekelilingnya, semua itu percuma untuk di bicarakan, kalau hanya bicara tentang
keadaan Indonesia yang hanya mengunggulkan budaya dan lingkunan tetapi tidak
mau memperbaiki.keadaan yang akan menjadi jurang kehancuran negara ini.
- Orang
Indonesia mempunyai kreativitas, tetapi kreativitas itu bergerak ke dalam,
sentripetal, bergulung, dan bergumpal-gumpal bagaikan benang kusut yang tidak
karuan. Masing-masing orang akan bertahan mempertahankan posisinya yang semakin
terjepit dan dalam relung sempit itu tanpa ada daya cipta keluar karena
ketidakberdayaan. Suatu bentuk kreativitas devensif yang hanya untuk bertahan
hidup dari kepunahan. Karena semakin tinggi kreativitas cita rasa karya seni
tersebut, maka semakin sedikit yang mampu menikmatinya, karena adanya
keterbatasan-keterbatasan.
- Bangsa
Indonesia secara makro sedang mengalami proses involusi yang kritis, hal ini
sebenarnya sudah dirasakan oleh masyarakat Indonesia, akan tetapi masyarakat
Indonesia hanya mengetahui dan merasakannya tanpa mau memperbaiki.
- Keruwetan
perilaku adalah akibat langsung dari keruwetan cara berpikir, ada semacam
involusi pemikiran yang melahirkan involusi pada peradaban, banyak contoh
keruwetan yang lahir dari pola pikir yang ruwet sehingga kita sulit membebaskan
diri darinya. Keterbatasan modal juga menjadi alasan kuat terhadap pemikiran
involutif, padahal kelemahan sebenarnya terletak pada keterbatasan dan
keterbutuhan pola pikir. Gerakan pemberantasn korupsi misalnya akan sulit
berhasil di kala hampir semua orang berpikir tentang sulitnya hidup dari gaji
yang ada, dan sulitnya berada ditengah orang lain yang menikmati korupsi dengan
aman.
- Memasuki
alam kemerdekaan, ternyata tidaklah berarti meninggalkan dan mengatakan selamat
jalan terhadap revolusi yang sudah dilakukan oleh para penjajah, sampai
sekarang kita tetap dijajah dengan tehnologi yang canggih.
Analisis:
BAB 12
GLOBALISASI
DAN MARJINALISASI BUDAYA TRADISIONAL
- Globalisasi
hanya akan membawa Indonesia semakin terpuruk, karena bangsa Indonesia menjadi
wadah bagi para kaum kapital untuk menjadi sarang perdagangan yang notabenya
masyarakat Indonesia ini semakin tergiur dengan adanya tehnologi yang semakin
canggih dan tanpa mau memperdulikan kerugian negara atas apa yang dia lakukan.
- Adanya sistem
peradaban baru yang dibawa oleh negara-negara luar akan menjadi semakin buruk,
karena akan berbenturan dengan sistem yang lama, hal ini tidak menutup
kemungkinan akan terjadinya keos antara sistem yang baru dan yang lama, bila sistem
yang baru harus di jalankan, maka sistem yang lama harus di hapus, pada
akhirnya nilai-nilai luhur bangsa Indonesia akan berubah drastis. Sebagai
negara bagian dunia ketiga, Indonesia mau tidak mau harus menuruti penyesuaian
struktural yang di putuskan oleh IMF dan Bank Dunia untuk libeeralisasi pasar
bebas yang diaplikasikan melalui jalur perekonomian dunia ketiga, sebagai
negara yang mengalami persoalan hutang. Wujud globalisasi seakan-akan konsep
yang dianggap mampu membawa kesejahteraan bagi negara-negara Dunia Ketiga. Akan
tetapi Globalisasi,sebagai bentuk kolonialisasi negara luar kepada negara Dunia
Ketiga.
- Logika
kapitalisme dunia adalah memainkan peran dengan komando kebijakan politik
institusi negara. Hal itu berarti bahwa globalisasi merupakan dampak ikutan
dari ideologi kapitalisme, daripada kapitalisme sebagai dampak dari
globalisasi. Globalisasi tidak hanya berkaitan dengan ekonomi, akan tetapi
bersangkutan dengan masalah sosial, budaya, dan politik, karena persoalan
globalisasi bisa menyangkut teknologi, informasi, pasar dunia, dan juga logika
kapitalisme.
- Demokrasi
merupakan salah satu nilai dari budaya global seluruh dunia. Terdapat
upaya-upaya sistematis dari negara-negara maju untuk memberikan kesan bahwa
demokrasi sebagai “tolak ukur kemajauan” suatu negara atau masyarakat. Demokratisasi
merupakan sebuah “virus”, dan juga menjadi suatu komoditas politik negara-negara
maju untuk melakuakan tekanan-tekanan terhadap negara Dunia Ketiga. Paham
Demokrasi yang ditanamkan sebagai bentuk pemerintahan masyarakat modern,
berusaha diadopsi oleh sebagian besar negara Dunnia Ketiga tanpa menoleh ke
belakang terhadap nilai-nilai budaya lokal yang ada. Negara Dunia Ketiga lebih
banyak membaca, mendengar, dan melihat berita tentang negara maju daripada
tentang sesama negara Dunia Ketiga. Bahkan ironisnya, negara Dunia Ketiga
menerima informasi tentang dirinya sendiri dan peristiwa dunia lainnya menurut
kacamata dan analisis Negara maju.
- Globalisasi
ternyata akan membawa dampak pada bentuk hegemoni yang lain, yaitu pada bidang
budaya atau peradaban lainnya. Segala macam data (bahan mentah) dan kasus-kasus
yang terjadi di negara-negara Dunia Ketiga diolah sedemikian rupa oleh Negara
maju. Berbagai bentuk budaya seperti kesenian, music, mode, selera makanan,
arsitektur, pandangan hidup, dan hubungan sosial kemasyarakatan, tampaknya
telah diinterbalisasi oleh sebagian besar negara Dunia Ketiga.
- Sebagai
sebuah negara yang menerima akibat, seharusnya ada upaya-upaya untuk merndam
semua itu melalui proses penyesuaian-penyesuaian, agar tidak terjadi cultural
shock atau keguncangan budaya. Ide boleh global meskipun tindakan lokal,
artinya perlu ada dorongan bagi setiap negara Dunia Ketiga untuk tetap
mempertahankan nilai-nilai lokal meskipun gagasan tersebut memiliki dampak global.
- Pola-pola
penyeragaman yang luar biasa pada selera makanan, cara-cara berpakaian, bahkan
budi bangsa dan membanjirnya kata-kata asing, ternyata melahirkan budaya baru
di mana-mana. Sebagian besar masyarakat Dunia Ketiga, termasuk Indonesia,
merasa rendah diri jika masih bertahan dengan selera makanan tradisional yang
sebenarnya lebih sehat dan lebih alami. Demikian pula dengan cara-cara
berpakaian. Setiap perubahan mode yang terjadi di barat dalam hitungan hari
dengan cepat diadopsi, tanpa mempertimbangkan segi moralitas dan kepatutan.
Musik-musik Barat, tarian-tarian bugil, erotisme, sebagai manifestasi
berkesenian, telah berhasil menenggelamkan kesenian-kesenian tradisional yang
sarat dengan nilai moral dan secara ideal tidak kalah tinggi nilainya dari
kesenian Barat. Hal ini menjadi lebih memperhatinkan, ketika keberadaan
berbagai budaya global tersebut menjadi tolok ukur apakah suatu kota telah
menjadi metropolitan, kosmopolitan, modern, atau masih tradisional.
- Kearifan
lokal seolah-olah mati suri dan tidak berdaya berhadapan dengan budaya dunia, orang
menjadi tidak memiliki “rasa malu” sebagai wujud kesederhanaan dan introspeksi
diri. Harmoni sosial sebagai manifestasi dari solidaritas mekanik telah
mengalami pergeseran kearah solidaritas organisasi yang cenderung kompetitif.
- Dampak
globalisasi telah menghancurkan unsur-unsur lokal. Budaya tradisional, secara
bertahap telah mengalami pengikisan dan segera tertutup oleh perkembangan
budaya global. Komitmen masyarakat yang begitu tinggi terhadap kontrol sosial
melalui “budaya malu” dan pengendalian diri, selama dekade akhir ini telah
mengalami pengikisan, akibat gencarnya budaya modern, materialistis dan
individualis. Sebagian masyarakat lebih merasa malu jika telah gagal meraih
pengumpulan materi, daripada gagal dalam menjaga amanat kepercayaan publik.
Oleh karena itu, reformasi diberbagai bidang (sosial, budaya, ekonomi, dan
politik) yang terjadi akhir-akhir ini, tidak seharusnya berhenti pada tahapan
dekonstruksi, tetapi harus ditindaklanjuti dengan proses rekonstruksi. Upaya
rekonstruksi tersebut seharusnya dimulai dengan revitalisasi budaya tradisional
yang selama ini dipandang masih efektif menjadi bentuk kontrol sosial.
Komentar:
- Kenapa
Indonesia merasa keputusan yang di ambil oleh IMF dan Bank Dunia harus kita
jalani, apa tidak ada jalur alternatif?. Setidaknya Indonesia mempunyai lahan
yang begitu melimpah ruah, ikan dilautan juga banyak dari lahan dan laut yang
berada di Indonesia ini, sebagai bangsa Indonesia kita wajib memberi yang
terbaik, dengan memanfaatkan lahan tersebut secara baik, para mahasiswa
setidaknya bisa member solusi agar tanah yang dibiarkan bisa dimanfaatkan
sebaik mungkin, ikan dilaut bisa di kelola dengan bagus. Kalau di setiap lahan
di Indonesia di manfaatkan dengan baik maka Indonesia akan menjadi negara yang
tidak tertinggal, dan tidak menjadi negara yang terinjak-injak, daripada
mengikuti alur-alur yang di cetuskan oleh negara-negara luar, tetapi kita malah
menjadi budak mereka, dan budaya Indonesia kita sirna hanya gara-gara negara
luar.
- Perlu
ditekankan lagi, bahwa pemerintah wajib ikut memberi dukungan yang serius, itupun
bila pemerintah ingin Indonesia maju dan tidak menjadi negara yang tertinggal
dan terinjak-injak oleh negara luar.
- Buat
apa kita mencari ilmu dengan jenjang yang paling tinggi, tetapi kita tidak bisa
membuat perubahan yang bermakna bagi negara ini.
- Bangsa
Indonesia ini sudah tidak karuan dan perlu adanya pembenahan yang bagus, bentuk
pembenahan yang harus di utamakan adalah dengan membentuk karakter bangsa,
mewajibkan setiap orang mengetahui apa yang di namakan sebagai karakter bangsa
yang baik, tidak hanya dengan mengetahui tetapi harus mempraktekkannya, karena
karakter bangsa jika hanya dimaknai sendiri dalam otak kita, maka akan terjadi
kemunduran yang tiada arti.
- Kerusuan
yang terjadi akibat ulah-ulah manusia yang tidak bermoral, tidak mempunyai
karakter sebagai bangsa Indonesia dan hanya merebutkan tahta semata. Maka
dipastikan bangsa ini akan hancur terus-menerus.